Batik Mahkota Agung, Masjid Al fairus dan Alfairus Tour, Pekalongan
alm. H.Abdullah Mahrus Sepuluh Tahun Layani Keluarga Cendana

http://www.nu.or.id/o-client/nu_or_id/pictures/post/big/1391828056.jpg
Pekalongan (ANTARA News) - Tidak disangka jika salah satu perajin batik di Kota Pekalongan, Jawa Tengah, alm. H. Abdullah Mahrus mempunyai kedekatan dengan keluarga penguasa Orde Baru, HM Soeharto (Pak Harto), di Cendana, Jakarta. Pemilik usaha batik Mahkota Agung itu mengemukakan, selalu sering berhubungan baik dalam komunikasi bisnis maupun dalam kegiatan sosial lainnya dengan Pak Harto, yang wafat Minggu (27/1), sekeluarga. "Selama sepuluh tahun ketika Pak Harto masih menjabat Presiden, saya sering mendapatkan pesanan batik dari Keluarga Cendana," katanya. Adanya hubungan bisnis yang baik itu membuat di dinding galeri batik Mahkota Agung yang berada di Kelurahan Sampangan, Gang IV Kota, Pekalongan, Jawa Tengah, di terpasang sejumlah foto kegiatan keluarga cendana yang selalu mengenakan baju batik dari rancangan Abdullah Mahrus. "Ketika Pak Harto merayakan ulang tahunnya, beliau memakai kain batik yang saya rancang sendiri," katanya. Ia mengatakan, hasil karya batiknya tidak hanya dipakai oleh Pak Harto saja, tetapi semua anggota Keluarga Cendana sering memakai batik karyanya pada setiap ada kegiatan. "Permintaan pesanan kain batik dari Keluarga Cendana ini dilakukan setiap ada kegiatan perayaan hari ulang tahun perkawinan, kelahiran, dan kegiatan lainnya," katanya. Ia menambahkan, Keluarga Cendana setiap ada kegiatan sedikit-dikitnya memesan 30 potong kain batik sutra dan katun. "Kesenangan Pak Harto sebelum lengser adalah memakai kain batik dari sutra dengan warna biru, sedangkan Ibu Tien Soeharto memakai kain katun dengan warna yang sama," katanya menambahkan.

https://pbs.twimg.com/profile_images/776100328634626048/iTIaYVbK_400x400.jpg
alm. H Abdullah Machrus mempunyai istri yang bernama almh. Hj. Tadzkiroh, mereka mempunyai beberapa anak, salah satunya yaitu Muhammad Machrus Abdullah, yang mempunyai usaha umroh dan haji yang bernama Alfairus Tour yang bertempat ruko yang ada di masjid Alfairus yang juga dibangun oleh alm. H. Abdullah Machrus dan almh. Hj. Tadzkiroh dan keluarga tepatnya di Jl. DR. Sutomo, Baros, Pekalongan Timur, Kota Pekalongan.

http://www.alfairustours.co.id/images/kantor_delapan.jpg


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjOvb78bw_aBZ3Qi-fSzrlnyoHRQE2EfRubcs-tihQTUNttg7PMz9hDE6dCAJ-KANiF0R6vLrptwA7Rj6NjPIghEvpjBwPOTlijFDM5mzotsDtHuEjcxXNaoBuiAz72I319z-KJzIOHpVE/s1600/Masjid+cetak1.jpg
Laporan dari Wartawan Tribun Jateng, Raka F Pujangga
TRIBUNJATENG.COM, PEKALONGAN - Masjid Al Fairus di Kota Pekalongan yang meniru desain Masjid Nabawi di Madinah telah menelan biaya Rp 7 miliar.
Diceritakan keturunan dari pendiri Masjid Al Fairus, Muhammad Machus Abdullah, arsitek yang mendesain masjid di Jalur Pantura tersebut adalah arsitek Masjid Nabawi.
Kisahnya dimulai beberapa tahun lalu saat ia dan keluarganya naik haji bersama.
"Saat itu kami pergi haji bersama sekeluarga, karena waktu itu ayah saya (almarhum) itu suka dengan Masjid Nabawi. Arsiteknya kami ajak untuk mendesain masjid ini," jelas dia, Rabu (15/6/2016).
Meskipun menggunakan arsitek dan meniru desain Masjid Nabawi, ia tidak meninggalkan kesan lokal di dalam masjid tersebut.
"Kami juga tidak lupa menggunakan materi-materi lokal untuk membangun masjid seluas satu hektare ini," kata dia.
Menurutnya, masjid tersebut merupakan cikal bakal dibangunnya pondok pesantren yang akan berada di sebelahnya.
Dia berharap, masyarakat bisa menimba ilmu lebih dalam mengenai Islam di dalam masjid tersebut.
"Masjid ini kami harapkan menjadi cikal bakal pesantren yang berada di sebelahnya, yang akan kami bangun," ucap dia.

Komentar
Posting Komentar